Pj. Gubernur Lampung Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid SMA N 1 Pringsewu
PRINGSEWU – Pj. Gubernur Lampung Samsudin didampingi Pj. Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Baitur Rasyid di SMA Negeri 1 Pringsewu, Senin (16/12/2024) pagi.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Pj. Gubernur Lampung dan Pj. Ketua TP-PKK Provinsi Lampung selama 2 hari di Kabupaten Pringsewu, 15-16 Desember 2024. Pada kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Lampung juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat.
Pj. Gubernur Lampung Samsudin mengatakan pencapaian yang dilakukan SMA Negeri 1 Pringsewu adalah komitmen yang tinggi dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas guna menghasilkan generasi yang unggul dan berkompeten.
“Oleh karena itu saya berharap pembangunan fasilitas baru berupa masjid ini semakin mendukung tercapainya visi misi sekolah serta memberikan ruang yang baik bagi siswa untuk berkembang dan berprestasi,” harapnya.
Sementara itu, Pj. Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan berharap dengan kehadiran Pj. Gubernur dan Pj. Ketua TP-PKK Provinsi Lampung menjadi spirit bagi seluruh masyarakat Pringsewu, serta menjadi motivasi bagi para siswa SMA Negeri 1 Pringsewu.
“Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kami semua bukan hanya siswa tetapi juga masyarakat Kabupaten Pringsewu dan Provinsi Lampung. Dan pembangunan masjid ini bisa menjadi pahala dan amal jariyah bagi kita semua,” ujarnya.
Kepala SMA Negeri 1 Pringsewu Sujarwo mengungkapkan sekolah yang dipimpinnya tersebut berdiri sejak 60 tahun lalu, dengan jumlah siswa sebanyak 1.061 orang, terdiri dari 75 siswa non muslim dan 986 siswa muslim.
“SMA Negeri 1 Pringsewu selama ini hanya memiliki mushola berkapasitas 30 orang, sehingga saat sholat Jumat para siswa harus keluar dari lingkungan sekolah, karena terbatasnya daya tampung,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Sujarwo, pembangunan Masjid Baitur Rasyid yang akan memiliki ukuran 28×15 meter (420 meter persegi) dengan daya tampung 756 orang jamaah, serta diperkirakan akan menelan dana Rp3,4 milyar ini menjadi sebuah solusi.